Fisika Modern
Fisika modern muncul pada awal abad ke-20 mengembangkan
teori yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam yang tidak dapat
diterangkan oleh fisika klasik. Ada dua buah teori fisika modern yang
sangat penting, yaitu teori relativistik einstein yang mampu mnerangkan hubungan antara energi dan massa; dan teori mekanika kuantum yang mampu melukiskan fenomena fisika pada level atom [mikroskopik].
PEMULURAN DILATASI WAKTU
Jika kita memulurkan karet, maka panjang karet tersebut akan
melebihi panjang karet yang tidak mulur/kendor. Semisal, panjang karet
yang
mulur adalah 4/3 panjang karet biasa, berarti jika dikurangi panjang
karet
biasa akan sisa 1/3 panjang. Atau, menurut karet biasa, panjang karet
mulur
adalah lebih 1/3 panjang sebenarnya. Karet diumpamakan sebagai waktu.
Hal itu pula yang terjadi pada waktu, ia mengalami pemuluran!
Dalam sebuah perumpamaan tentang saudara kembar A dan Z,
dimana Z menaiki sebuah pesawat ruang angkasa dan terbang dengan kecepatan 0,6
kecepatan cahaya sepanjang hidupnya. Maka ketika mereka berdua bertemu setelah
60 tahun terpisah, A telah berumur 60 tahun sedangkan Z masih berumur kira2
38,4 tahun, lebih muda bukan? Untuk mencapai 60 tahun Z harus menjalani beberapa
waktu lagi.
Pada tahun 2011, pemenang nobel dalam bidang fisika
menemukan bahwa alam semesta kita dipercepat sehingga waktu yang kita alami
mengalami pemuluran/dilatasi. Sesuatu yang terjadi di alam semesta akan kita
rasakan lebih cepat. Aneh bukan?.
Lihatlah kembali ilustrasi diatas tentang saudara kembar.
Jika dunia kiamat pada saat mereka bertemu, maka Z yang berusia lebih muda
merasa seolah-olah waktu hidupnya lebih singkat. Saudaraku, apapun yang kau
alami pada masa ini, lakukanlah hal yang baik, yang diajarkan Tuhan-Mu padamu,
pada siapa Kamu mengangkat pujian. Sekalipun beban hidupmu terasa mencekik,
atau sekalipun pilihan terasa sulit, putuskanlah hal yang baik karena waktu
kita semakin singkat. Supaya pada saat kita kembali, kita kembali dengan
tenang.
KONTRAKSI PANJANG
Salah satu konsekuensi dari adanya dilasi waktu adalah kontraksi panjang objek yang diamati, objek itu terlihat lebih besar atau terlihat lebih kecil. Kita dapat mengetahui jenis kontraksi apa yang terjadi pada pengamatan objek berdasarkan arah gerak objek tersebut terhadap pengamat.
Pada dasarnya hal ini terjadi pada semua benda yang bergerak terhadap suatu pengamat, namun perubahannya lebih terlihat jika benda tersebut bergerak mendekati kecepatan cahaya. Untuk peristiwa ini, mungkin salah satu yang bisa kita amati saat ini adalah kereta api. Anggap kita adalah sebagai pengamat yang berada di samping rel kereta api. Kita tahu panjang satu deret kereta itu sepanjang apa, tetapi ketika mengamati kereta itu berjalan, tampak seolah-olah kereta tersebut lebih pendek dari kenyataannya. Dalam hal ini, kita sebut ukuran kereta api itu berkontraksi.
RELATIVITAS
Sinar tampak (cahaya) termasuk gelombang elektromagnetik. Baik medan listrik
maupun medan magnetik tidak memerlukan medium untuk perambatannya, sehingga
gelombang cahaya dapat merambat melalui ruang hampa udara (ruang vakum). Berdasarkan
teori gelombang elektromagnetik, Maxwell telah menghitung besarnya cepat rambat
gelombang elektromagnetik yaitu sebesar c = 2,99792 x 108 m/s = 3 x
108 m/s. Kenyataannya dalam kehidupan manusia sehari-hari selalu
ditemukan bahwa kecepatan-kecepatan mobil, kereta api, pesawat terbang
merupakan kecepatan-kecepatan rendah, artinya kecepatan - kecepatan tersebut
masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan cepat rambat gelombang cahaya.
Elektron dengan massa 9,11 x 10-31 kg yang dipercepat melalui beda
potensial sekitar 36,5 kV baru dapat bergerak dengan kelajuan sekitar 1,12 x 108
m/s.
Walaupun hukum Newton telah dapat menjelaskan peristiwa yang berhubungan dengan
benda-benda yang bergerak dengan kecepatan rendah, tetapi hukum ini gagal
menjelaskan peristriwa-peristiwa yang berhubungan dengan benda-benda yang
bergerak dengan kecepatan yang mendekati cepat rambat gelombang cahaya.
Kecepatan yang mendekati cepat rambat gelombang cahaya disebut kecepatan
relativistik.
Salah satu uji kasus hukum ini adalah pada akselerator, yaitu alat untuk
mempercepat gerak partikel bermuatan listrik (misalnya elektron). Walaupun beda
potensial yang sangat tinggi (sampai jutaan volt) dioperasikan pada akselerator
tersebut untuk mempercepat elektron, akan tetapi kenyataannya diperoleh bahwa
kelajuan elektron tersebut tidak melebihi dari 0,99 c. Sedangkan secara
eksperimen hubungan antara beda potensial dan kelajuan elektron adalah
VAKe = 1/2mv2
Rumus ini menunjukkan
bahwa apabila besar beda potensial VAK yang dioperasikan pada
sebuah akselerator ditingkatkan 4 kali semula, maka energi kinetik elektron
juga akan meningkat menjadi 4 kali semula dan kelajuan elektron akan meningkat
mejadi 2 kali semula. Berarti bila pada suatu saat kecepatan elektron yang
dihasilkan oleh sebuah akselerator adalah 0,6 c, kemudian beda potensial
dinaikkan menjadi 4 kali semula, maka kelajuan elektron menjadi 2 x 0,6 c = 1,2
c. Tetapi dalam eksperimen hanya diperoleh kelajuan elektron tetap sebesar 0,99
c. Ini menunjukkan bahwa hukum mekanika Newton bertentangan dengan hasil
percobaan yang berhubungan dengan kecepatan relativistik.
Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan teori relativitas khusus untuk
menjelaskan batas kecepatan suatu partikel. Dalam teori ini, Eintein
mengemukakan dua postulat dasar sebagai berikut :
1. Hukum-hukum
fisika berlaku sama pada semua kerangka acuan inersial
2. Kelajuan
cahaya dalam vakum memiliki nilai sama, yaitu c = 3 x 108 m/s dalam
semua kerangka acuan inersial.
Dalam bab ini akan dibahas teori relativitas khusus, meliputi penjumlahan
kecepatan relativistik, penyusutan panjang (kontraksi panjang), pemuluran
waktu (dilatasi waktu), massa relativistik, energi dan momentum
relativistik.
1.1. POSTULAT RELATIVITAS KHUSUS
a. Semua
gerak relatif
Sebuah benda disebut bergerak apabila posisinya telah berubah relatif terhadap
suatu benda lain. Penumpang pesawat terbang berjalan dalam pesawat relatif
terhadap pesawat tersebut. Pesawat terbang tersebut bergerak
relatif terhadap bumi. Bumi bergerak relatif terhadap matahari. Matahari
bergerak relatif terhadap galaksi bintang.
Misalkan seorang berada dalam mobil yang sedang
melaju dengan kecepatan 50 km/jam relatif terhadap orang yang berdiri dipinggir
jalan. Kemudian orang tersebut berjalan dalam mobil dengan kecepatan 5 km/jam
searah dengan arah gerak mobil tersebut relatif terhadap mobil. Penumpang lain
yang sedang duduk dalam mobil menyatakan bahwa kecepatan orang berjalan tetap 5
km/jam. Akan tetapi orang yang berdiri dipinggir jalan menyatakan bahwa
kecepatan orang berjalan dalam mobil adalah 55 km/jam.
b. Kejadian,
pengamat dan kerangka acuan
Kejadian adalah suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu ruang
dan pada waktu sesaat tertentu.
Contoh kejadian adalah ledakan, kilat, tabrakan antara
dua mobil, terlepasnya buah-buahan dari pohonnya dan lain lain sebagainya.
Pengamat
adalah orang yang mengamati, melakukan pengukuran
koordinat dan waktu terhadap suatu kejadian
Kerangka acuan adalah suatu sistem koordinat untuk menyatakan posisi
kejadian, dinyatakan dengan (x, y, z)
c. Relativitas Newton
Hukum I Newton (hukum inersial) menyatakan bahwa jika
pada suatu benda tidak bekerja gaya resultan ( gaya resultan = 0), maka
benda tersebut akan diam atau akan bergerak lurus dengan kecepatan konstan .
Teori relativitas berhubungan dengan kejadian-kejadian yang diamati dari
kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan di mana hukum I
Newton (hukum inersial) berlaku. Jadi kerangka acuan inersial adalah suatu
kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus dengan
kecepatan konstan terhadap kerangka acuan lainnya.
Galileo dan Newton mengemukakan tentang prinsip relativitas Newton,
bahwa hukum-hukum mekanika berlaku sama pada semua kerangka acuan inersial.
Untuk memahami prinsip ini perhatikanlah sebuah kejadian
sebagai berikut :
Misalkan anda berada di dalam sebuah mobil yang sedang diam. Anda
menjatuhkan sebuah koin. Koin tersebut akan menempuh suatu lintasan lurus
vertikal dan posisi tempat jatuhnya koin di atas lantai mobil tepat vertikal di
bawah posisi awal koin (sebelum dijatuhkan). Kejadian ini akan sama bila
diamati oleh pengamat yang juga berada dalam kerangka acuan diam relatif
terhadap bumi. Kemudian mobil tersebut bergerak dan pada saat mobil sedang
melaju dengan kecepatan konstan, anda menjatuhkan lagi koin. Menurut anda
yang berada di dalam mobil tersebut ternyata koin tersebut juga akan menempuh
suatu lintasan lurus vertikal dan posisi tempat jatuhnya koin di atas lantai
mobil tepat vertikal di bawah posisi awal koin. Kejadian yang kedua ini diamati
oleh pengamat yang berada dalam kerangka acuan yang sedang bergerak lurus
dengan kecepatan konstan relatif terhadap bumi. Tetapi menurut orang yang
berada dalam kerangka acuan diam relatif terhadap bumi, koin mengikuti lintasan
berbentuk parabola. Berarti lintasan yang ditempuh oleh koin adalah berbeda
jika diamati dari kerangka acuan yang berbeda. Hal ini tidak bertentangan
dengan prinsip relativitas Newton, sebab prinsip ini menyatakan hukum-hukum
mekanika berlaku sama pada semua kerangka acuan inersial.
Pada kedua kerangka acuan inersial tersebut di atas terdapat dua hukum mekanika
yang sama, yaitu hukum percepatan gravitasi bumi dan hukum
gerak lurus berubah beraturan (gerak vertikal ke bawah) tanpa kecepatan
awal.
Perbedaan antara kasus I dan II adalah bahwa dalam kerangka
acuan bumi, koin memiliki kecepatan awal horizontal yang sama dengan
kecepatan mobil. Oleh karena itu berdasarkan hukum-hukum mekanika, koin akan
menempuh lintasan berbentuk parabola, seperti gerak peluru yang
ditembakkan horizontal. Dalam kerangka acuan mobil yang sedang bergerak lurus,
koin tidak memiliki kecepatan awal horizontal. Oleh karena itu
berdasarkan hukum-hukum mekanika, koin akan jatuh bebas menempuh lintasan lurus
vertikal. Jadi, hukum mekanika berlaku sama pada kedua kerangka acuan inersial
tersebut walaupun lintasan yang ditempuh berbeda.